Seorang anak
sambil menangis meninggalkan sekolahnya. Ia menggenggam selembar kertas yang di
titipkan gurunya untuk di berikan kepada orang tuanya. Di atas kertas itu
tertulis, “karena anakmu terlampau bodoh dan tak mampu memahami pelajaran serta
menghambat kemampuan proses belajar di sekolah, dan demi rasa tanggung jawab
kami terhadap murit-murit yang lain, maka kami sangat mengharapkan agar anak
kalian secara terhormat menarik diri sendiri dari sekolah.”
Setelah membaca
nota tersebut, ibunya tak mampu menahan sedih. Air matanya mengalir deras. Ia
tak percaya behwa anaknya itu terlampau bodoh dan tak mampu memahami pelajaran
disekolah. Ia memutuskan, “kalau guru tidak mengajarnya, aku akan menjadai guru
yang baik bagi anakku sendairi.”
Tahukah apa yang
terjadi pada siri anak tesebut setelah beberapa tahun kemudian? Pada
kematianya, anak yang di anggap bodoh oleh para guru dan di didik sendiri oleh
ibuknya itu mendapat penghargaan sangat besar dari penduduk Amerika Serikat,
pada tnggal 18 oktober 1931 malam hari pukul 09.55, seluruh warga Amerika
memedamkan semua lampu listrik untuk mngenang jasa seorang pemuda besar, Thomas
Alfa Edison, seorang yang di anggap bodoh nemu telah mengubah arah perkembangan
dunia. Kemajuan telekomunikasi modren juga bermuara pada hasil peneltin Edison.
Edison tidak pernah menyerah pada penilaian orang lain yang merendahkan
dirinya.
Sasraatmaja,
Budi YuniarsaR, Rd (2008) Seri Pradigma Baru Harta vs
Aset, Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo
0 komentar:
Posting Komentar